Makalah Tafsir Analisis Surah Ali Imran

Makalah Tafsir Analisis Surah Ali Imran


MAKALAH
TAFSIR ANALISA SURAH ALI- IMRAN  AYAT 102&SURAH AL- QASHASH AYAT 77
KORELASINYA DENGAN PENDIDIKAN


DIAJUKAN  UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH “ TAFSIR”
Dosen Pengampu;Bp Abdul wahab,S Sos ,MSI













Disusun Oleh; M. Thoiqus samih

Semester II
INSTITUT ISLAM NAHDLOTUL ULAMA’( INISNU )  JEPARA
TAHUN AJARAN 2012 /2013





DAFTAR ISI
DAFTAR  ISI..................................................
BAB  I.............................................................
PENDAHULUAN...........................................
BAB  II.............................................................
TAFSIR SURAH ALI- IMRAN......................
Ayat 102...........................................................
1.      Kosa kata......................................
2.      Analisa Ayat.................................
A.     Asbabun nuzul.....................................
B.     Analisa Ayat........................................
C.     Dukungan hadits..................................
D.     Diskripsi..............................................
E.      Analisa ayat 77....................................
BAB III.............................................................
PENUTUP........................................................
A.     Kesimpulan..........................................
B.     DAFTAR PUSTAKA..........................





BAB I
PENDAHULUAN
Setiap mahkluk yang dianugrahi potensi ruh, Hati dan akal didunia ini memiliki fitrah untuk mengabdi kepada pencipta alam semesta, Allah berfirman dalam surah ali-imran yang berbunyi :
“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada allah sebenar-benarnya taqwa kepadanya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam beragama islam”
Tujuan dari penciptaan manusia dalam mahkluk lainnya tiada lain adalah untuk beribadah dan taqwa kepada Allah pencipta itu bukan sekedar main-main atau hal yang percuma. Di balix penciptaan itu Allah mempunyai rencana yang sungguh-sungguh setiap mahkluk di beri kesempatan untuk berkembang maju kearah suatu tujuan itu yaitu keridloannya Allah adalah sumber dari pusat segala kekuasaan dan kesempurnaan kemajuan yang kita capai. Tergantung pada kata menempatkan diri sesuai dengan kehendaknya. Inilah sebaik-baiknnya beribadah dan taqwa kepadanya makalah yang kami sajikan kepada pembaca ini menampilkan tentang pendidikan ibadah dan taqwa dalam Al-qur’an ini semoga bermanfaat bagi mereka yang ingin memperdalam pemahaman dan kesempurnaan ibadah dan bertaqwa.








BAB  II
PEMBAHASAN
TAFSIR SURAH ALI’IMRAN AYAT 102 DAN KORELASINYA DENGAN PENDIDIKAN
A.SURAH ALI’IMRAN AYAT 102
يا ءيها الرؤلذين امنوا الله حق تقته ولاتموتن الاوانتم مسلمون    
Terjemahan
“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepadanya;
Dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama islam.
1.Kosa kata (mufrodat)
1.يا  : Wahai
2.امنوا : Orang-orang yang beriman
3.اتقوا :  Bertaqwalah
4.لا : janaganlah
5.تموتن : Mati
6.مسلمون : orang-orang muslim
2.Analis Ayat
Taqwa secara etimologis berarti waspada diri dan takut. Taqwa kepada Allah secara terminologis adalah melaksanakan perintah allah sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah dan menjadi larangan Allah sebagaimana yang di larang oleh Allah.sementara sahabat nabi memahami arti “haqqo tuqotih”sebagaimana sabda nabi, yang diriwayatkan oleh ibnu mardawai dali abdullah ibnu masud”ittaqullah haqqo tuqotih”
Artinya: hendaknya dia di taati tidak dimaksiati,disyukuri tidak diingkari dan di ingat tidak dilupakan.(H.R.Al-Hakim)
Penggalan ayat “Haqqo tuqotih” juga dapat bermakna bertaqwa kepada Allah sesuai dengan kemampuan maksimal yang di milikinya, ini didasarkan pada surah At-taghobuin;
فاتقوا الله ما استلظعتم
Artinya: Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.(Q.S.At-taghobun:16)
Yang dimaksud dengan”walatamutunna waantum muslimun”antar lain adalah “janganlah seseorang itu meninggal melainkan ia berbaik sangka kepada Allah”sesuai kadis Nabi: yang artinya: janganlah seseorang diantara kamu mati melainkan ia berbaik sangka terhadap Allah(H.R.Muslim)

Diriwayatkan oleh imam Ahmad dari Abu Hurairah bahwa Rosulullah S.A.W bersabda yang artinya: Allah berfirman : Aku berada pada prasangka hambaku terhadap diriku jika ia berprasangka baik maka ia adalah untuk dirinya sendiri dan jika ia berburuksangka terhadap diriku maka itu adalah untuk dirinya sendiri.
“Walatamutunna Waantum muslimun” Bisa juga difahami bahwa” janganlah seseorang muslim meninggal dunia sebelum semua aspek aktifitas lahir dan batinya sesuai dengan perintah Allah dan Rasulnya.
Adapun pengertian taqwa darin akar kata yang bermakna” menghindar,menjauhi atau menjaga diri, Menurut Qurai shihab menjelaskan,bahwa kalimat perintah”Ittaqullah”yang secara harfiyah berarti”hindarilah,jauhilah atau jagalah dirimu dari Allah”tentu makna ini tidak lurus dan bahkan mustahil dapat di lakukan makluk,sebab bagaimana mungkin makluk menghindarkan diri dari Allah atau menjauhinya,sedangkan “dia (Allah)bersama kamu dimanapun kamu berada”
Karna itu,perlu di sisipkan kata atu kalamat untuk meluruskan maknanya,misalnya,kata siksa atau yang semakna dengannya,sehingga perintah bertaqwa mengandung arti perintah untuk menghindarkan diri dari siksa Allah,baik di dunia maupun di akhirat.

B.ASBABAN NUZUL
Sebab-sebab turunnya surat ali imran ayat 102 ini yaitu pada zaman jahiliyah sebelum islam ada suku yaitu;suku aus dan hazraj yang selalu bermusuhan turun temurun selama 120 tahun, permusuhan kedua suku tersebut berakhir setelah nabi muhammad SAW.mendakwahkan islam kepada mereka pada akhirnya suku aus; yakni kaum anshar dan suku hazraj hidup berdampingan,secara damai dan penuh keakraban.
Suatu ketika syas ibnu qais seorng yahudi melihat suku ausdengan suku hazroj duduk bersama dengan santai dan penuh keakraban,padahal sebelumnya merka bermusuhan.qais tidak suka melihat keakraban mereka,lalu dia menyuruh seorang yahudi duduk bersama suku aus dan hazraj untuk menyinggung perang”Bu’ast”yang pernah terjadi antara aus dengan khazroj lalu masing masing suku terpancing dengan mengagungkan sukunya masing-masing,saling caci maki dan mengangkat senjata,dan untung rasulullah SAW yang mendengar perisyiwa terebut segera datang dan menasehati mereka,apakah mereka kalian termakan fitnah jahiliyah itu,bukankah Allah telah mengangkat derajat kamu semua dengan agama islam,dan menghilangkan dari kalian semua yang berkaitan dengan jahiliyah?setelah mendengar nasehat rasul merka sadar,menangis dan saling berpelukan.sungguh peristiwa itu adalah seburuk buruk sekaligus sebaik-baik peristiwa,demikianlah asbabun nuzul Q.S.Ali imran ayat 102 menurut sahabat.


C.ANALISA BAHASA
و : واو عطف
لا : لام ناهى
تموتن: فعل ماضي
الا : حرف استثنأ
و : واو حال
انتم : ضمير متصل
مسلمون : افعل الخمسة بثبت النون
ياءيها :حرف الندي
الذين : اسم موصول
امنوا : فعل ماضيمبنى
اتقوا : فعل امرمبنى
الله : مفعول به
حق تقتهى : مضا ف اليه


D. DUKUNGAN HADITS
1. Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kamu berada dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik niscaya menghapusnya.bergaullah dengan manusia dengan akhlaq yang luhur (H,R,Tirmidzi)
2. Cukup berdosa orang yang jika diingatkan agar bertaqwa kepada allah dia marah (H.R.Ath-thabrani)
3. tiap orang yang bertaqwa termasuk keluarga muhammad (H.R.At-tabroni dan Al-baihaqi)
4. Rosulullah S.A.W ditnya tentang sebab-sebab paling banyak yang memasukkan manusia kesurga. beliau menjawab ketaqwaan kepada Allah dan akhlaq yang baik.beliau ditanya lagi apa penyebab bnyaknya manusia masuk keneraka ? Rosulullah S.A.w menjawab mulut dan kemaluan.
E.DISKRIPSI
Analisa surah ali’imran ayat 102 yang menyebutkan tentang ketaqwaan seseorang terhadap Allah S.W.T dapat di gambarkan bahwa sesungguhnya ayat ini bukan hanya membahas tentang taqwa semata,tapi juga ada nilai-nilai pendidikan yang dapat kita analisa lebih jauh dalam ayat ini pendidikan dalam hal ini sangat berperan penting dalam membina seseorang menuju akhlaq yang baik sehingga dapat selalu bertaqwa kepada Allah S.W.T.
Nabi muhammad S.W.T diutus oleh Allah untuk menjadi pendidik bagi umatnya memperbaiki keadaan dan situasi budaya masyarakatnya serta menyempurnakan akhlaq agar terwujut nyata kebenaran yang di dapatkannya.Nanbi muhammad dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik,bekiau menerima petunjuk-petunjuk dan intruksi daru Allah tentang apa dan bagaimana berbuat untuk melalksanakan tugasnya tersebut.petunjuk dan intruksi tersebut terdapat dalam Al-qur’an(Q.S.Al-alaq:1-5)
Selanjutnya turun pula wahyu yang ke 2 yaitu :
يايهالمدثر. قم فاندر. وربك فكبر. وثيابك فطهر. والرجزفاهجر. ولاتمنن تستكثر. ولربك فاصبرز
Artinya : hai orang yang berkemul ( berselimut ) bangunlah,lalu berilah peringatan, dan tuhanmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa(menyembah berhala)tinggalkanlah (Q.S.74:1-7)
Dari ayat diatas menunjukkan bahwa nabi muhammaad SAW telah  diberi tugas oleh allah SWT.supaya bersegera memberi peringatan dan pengajaran kepada kaumnya sebagai tugas suci, tugas mendidik dan mengajarkan agama islam,agar umatnya tidak jauh dari kebenaran.
Firman Allah pada surah al qashash ayat 77 yang berbunyi;
وابتغ فيما اتاك الله الدار الاخرة ولاتنس نصيبك من الدنيا واحسن كما احسن الله اليك ولا تبغ الفساد فىالارض ان الله لايحبالمفسدين
Artinya;dan carilah pada apa yang dianugrahkan Allah kepamu (kebahagiaanmu) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu,dan janganlah kamu berbuat baik kerusakan dimuka bumi,sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kersakan.
F.ANALISA AYAT
Manuaia tidak dianjurkan oleh islam hanya mencari pengetahuan yang hanya berorientasi pada urusan akhirat saja,akn tetapi manusia diharapkan tidak melupakan pengetahuantentang urusan dunia,mekipupun demikian dunia hanyalah sebuah permainan dan sendaugurau belaka, atau hanyalah sebuah sandiwara raksasayang diciptakan oleh Allahsemesta alam namun pada dasarnya manusia di harapkan mampukeseimbangan dirinya dalam menjalani realita kehidupan ini, termasuk dalam mencari pengetahuan.
Dari uraian tersebut telah jelas bahwa kita sebagai manusia memerlukan pendidikan dan pengajaran,denga tujuan agar kita tuhu sebenarnya apa yang harus kita lakukan dan apa yang tidak semestinya kita lakukan,Adapun tujuan dari pendidikan islam adalah pada hakikatnya merupakan realisasi dari cita-cita ajaran islam itu sendiri,yang membawa misi kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah SWT,lahir dan batin,dunia dan akhirat.
Rumusan lain tentang tujuan pendidikan islam oleh oumar al-tiumy al- syaibani sebagai berikut;” tujuan pendidikan islam adalah perubahanyang diinginkan dan diusahakan dalam proses pendidikan dan usaha pendidikanuntuk mencapainya, baik tingkah laku individu dari kehidupan pribadinya atau kehidupan masyarakat serta pada alam sekitar dimana individu itu hidupatau pada proses pendidikan itu sendiri dan proses pengajaran sebagai suatu tindakan kegiatan asasi dan sebagai proporsi diantara profesi asasi dalam masyarakat.
Pendidikan islsam identik dengan tujuan hidup seorng muslim.bila pendidikan dianggap sebagai suatu proses,maka proses tersebut akan berakhir pada tercapainya apa yang kita inginkan.suatu tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan pada hakekatnya adalah suatu perwujudannilai-nilai ideal yang terbentuk dalam pribadi manusia yang diinginkan.Nilai-nilai ideal itu mempengaruhi dan mewarnahi pola kehudupan manusia, sehingga menggejala dalam prilaku  lahiriyahnya, dengan kata lain prilaku lahiriah adalah cermin yang memproyeksikan nilai-nilai ideal memacu didalam jiwa manusia sebagai produk dan proses pendidikan. Pendidikan islam adalah mengandung tentang nilai-nilai islam.hal mengandung bahwa tujuan pendidikan islam tidak lain adalah;Tujuan merealisakan idealitas islami.sedanangkan idealitas islami itu sendiri pada hakikatnya mengaandung nilai prilaku manusia yang disadari atau dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Allah sebagai sumber kekuasaan yang ditaati.
Selanjutnya al-Ghajali i badah dan taqorrub kepada Allahberpendapat bahwa pendidikan islam yang paling utama ialah beribadah kepada allah SW.T,dari kesempurnaan insani yang tujuannya kebahagiaan dunia dan akhirat.
Taqwa adalah satu di antara kerangka pola ajaran islamsemua ayat tentang taqwa tersebut menerangkan petunjuk-petunjuk dan pengarahan dalam garis besarnya sedang rinciannya diungkapkan dalam hadis-hadis nabawi
Pokok-pokok ajaran al-qur’an mengenai akhlaq itu terbagi dalam enam bidang penerapan yaitu antara lain: Ahklaq terhadap Allah dan rosulnya , ahklaq terhadap diri sendiri , akhlaq terhadap keluarga , ahklaq terhadap masyarakat, ahklaq terhadap mahkluq selain manusi dan akhlaq terhadap alam.semua ini di tempuh semata-mata untuk bertaqwa dan mengharapkan ridlo dari Allah S.W.T “saya tidaklah disuruh(diutus)kecuali hanya untuk menyempurnakan ahklaq”(Hadits Nabi Muhammad S.A.w) “sesungguhnya beruntunglah (menanglah) orang-orang yang mensucikan jiwanya dan sesungguhnya merugilah orang-orang yang mengotori jiwanya” (As-syams 9-10)
Pendidikan islam sebagainsalah satu aspek dari ajaran islam dasarnya adalah al-qur’an dan hadis nabi muhammad S.A.w dari kedua sumber tersebut para intelektual muslim kemudian mengembangkan dan mengklasifikasikannya kedalam dua bagian yaitu pertama akidah untuk ajaran yang berkaitan dengan keimanan. Kedua adalah syariah untuk ajaran yang berkaitan dengan amal nyata. Oleh karnan itu pendidikan termasuk amal nyata dan hal tersebut menggariskan prinsip-prinsip dasar materi pendidikan islam yeng terdiri atas masalah iman,ibadah, sosiah,dan ilmu pengetahuan.
Dalam hal inin pula dapat kita kaitkan antara martabat dan peran manusia mencapai ketaqwaan ayat-ayat al-qur’an yang bertemakan taqwa tersebut pada umumnya dangat berhubungan erat dengan martabat dan peran yang harus di mainkan manusia didunia, sebagai bukti keimanan dan pengabdian kepada Allah misalnya ayat Al-qur’an yang berkaitan dengan masalah ini terungkapn dalam surah al-hujarat/49:13:

“Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan berbangsa bangsa dan bersuku-suku supaya kamu salinh kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu.sesungguhnya allah maha mengetahui lagi maha mengnal”

Dalam ayat tersebut taqwa difahami sebagai “yang terbaik menunaikan kewajibannya”maka,manusia “yang paling milia dalam pandangan allah” adalah “yang terbaik dalam menjalankan perintah dang meninggalkan larangannya”inilah yang menjadi salah satu dasar kenapa allah menciptakan langir dan bumi yan menjadi tepat berdiam mahkluqnya serta menjadi tempat berusaha dan beramal agar nyata diantara mereka siapa yang taat dan patuh kepada Allah. Istilah dan pengginaan kata taqwa selalu di awali atau bergandengan dengan kata “iman” seperti surah ali’imran / 3:102 diatas juga perintah puasa,ini menunjukkan behwa orang bisa melaksanakan ketaqwaan karna atas dasar keimanannya sehingga dalam konteks ketqwaan inilah maka kita bisa memahami mengapa keimanan seseorang bisa bertambah dan berkurang. Untuk itu, dengan beriman dan bertaqwa, allah menjanjikan hilangnya ketakutan dan kehawatiran untuk melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya. dalam surah al-anfaal/8:29 ditegaskan Allah :

“hai orang-orang beriman jika kamu bertaqwa kepada Allah kami akan memberikan kepadamu furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni(dosa-dosa)mu dan allah mempunya karunia yang besar”.

Maka orang-orang yang bertqwa (muttaqin)adalah orang yang selalu menjaga dirinya dari perbuatan dosa dengan satu pedoman dan petujuk al-qur’an sehingga bisa mengembangkan kemampua rohani dan kesempurnaan diri. Perintah allah berbuat baik dan menjauhi larangan, adalah sejalan dengan potensi yang diberikan Allah kepada manusia yaitu bahwa Allah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya:”sesungguhnya kami menciptakan manusia dalam bantuk sebaik-baiknya”sehingga memiliki kemungkinan-kemungkinan yang besar untuk maju dan mempertanggungjawabkan segala perbuatannya:”tiap-tiap orang berytanggung jawab atas apa yang di perbuatnya”.

Ada beberapa ciri orang bertaqwa diantaranya :1. Beriman dan menyakini tanpa keraguan bahwa al-qur’an sebagi pedoman hidupnya : 2.beriman kepada perkara-perkara yang ghoib: 3. Mendirikan sholat: 4. Orang yang selalu membelanjakan sebagian dari rizqi yang diperolehnya: 5. Orang yang selalu mendermalkan hartanya baik ketika susah maupun senang: 6. Orang yang bisa menahan amarahnya,dan mudah memberi maaf: 7. Mensyukuri nikmat allah yang telah diterimanaya karna Allah mengasihani orang-orang yang selalu berbuat kebaikan,takut melanggar perintah Allah: 8. Oleh karena itu tempat mereka adalah surga sesuai dengan yang di janjikan Allah,dan tempatnya tidak jauh dari mereka.adapun nilai-nilai kemanusiaan sebagai akibat ketaqwaan itu diantaranya:
1.   
   Berilmu:dalam al-qur’an pada prinsipnya taqwa berarti menaati segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya setiap perintah Allah adalah ‘kebaikan’ untuk dirinya: sebaliknya setiap larangan Allah apabila tetap dilanggar maka’keburukan’akan menimpa dirinya maka dalam konteks ini taqwa menjadi ukuran baik tidaknya seseorang, dan seseorang bisa mengetahui baik dan tidak baik itu memerlukan pengetahuan(ilmu) melalui pendidikan.
2.      
Kepatuhan dan disiplin: taqwa menjadi indikator beriman tidak hanya seseorang kepada Allah sebab setiap perintah dan larangan dalam Al-qur’an selalu dalam konteks keimanan kepada Allah. Oleh karna itu secara sederhana setiap orang yang mengamalkan taqwa kepada Allah pastis ia beriman tapi tidak setiap orang beriman bisa menjalani proses ketaqwaannya yang diantaranya disebabkan oleh faktor “ketidak tahuan” dan “pembangkangan” maka iman ,islam, dan taqwa dalam beberapa ayat selalu di sebut sekaligus untuk menunjukkan integralitas dan mempribadi dalam diri seseorang.
3.   
   Sikap hidup dinamis : taqwa pada dasarnya merupakan suatu proses dalam menjaga dan memelihara hubungan baik dengan Allah,sesama manusia, dan Alam.karna berhadapan dengan situasi yang berkembang dan berubah-ubah,maka dari proses ini manusia taqwa membentuk suatu cara dan sikap hidup. Cara dan sikap hidup yang sudah di bentuk ini secara antropologis-sosiolog menghasilkan etika norma dan sisitem kemasyarakatan(kebudayaan).
4.   
   Kejujuran keadilan dan kesabaran : tiga hal ini merupakan bagian yang di tonjolkan dalamayat-ayat taqwa. Kejujuran,keadilan, dan kesabaran merupakan dasar-dasar kemanusiaanuniversal. Dalam konteks ini,kesabaran dipahami sebagai keharmonisan dan keteguhan diri dalam menghadapi segala cobaan hidup.
5.empat poin di atasmerupakan prinsip-prinsip dasar kemanusiaan yang terdapat dalam nilai-nilai taqwa.dengan demikian,taqwa merupakan dasar-dasar kemanusiaan universa  yangl nilai- nilainya tidak mutlak di miliki oleh muslim,tetapi oleh seluruh manusia yang berada pada jalur atau fitrah kemanusiaannya.karna memiliki nilai-nilai kemanusiaan universal,maka taqwa bisa dikorelasikan kepada seluruh sektor dan kepentingan hidup manusia,termasuk didalamnya sektor pendidikan.
Atas dasar itu setiap pendidikan yang sedang berlangsung untuk mengembangkan potensi diri dan memperbaiki peradabannya itu,sudah barang tentu memiliki paradikma,yaitu suatu’cara pandang’ pendidikan dalam memahami dunia’(world vieu).setiap paradikma mencerminkan’ cara pandang’masyarakat dimana pendidikan itu berlangsung. Oleh karna itu,setiap masyarakat, bangsa, maupun negara, masing-masing memiliki paradikma pendidikan sesuai dengan’cara pandang’masyarakat atau negara bersangkutan terhadap dunianya. Berkenan denga paradikma pendidikan itu,maka bangsa indonesia adalahbangsa atau masyarakat relijius yang diakumulasi dalam rumusan pancasila dan UUD 45.”seharusnya”,dari paradigma inilah sistem pendidikan indonesia terumuskan.

Dengan merujuk kepada beberapa prinsip dasar taqwa dan hakekat serta tujuan pendidikan,sebagaimana dikemukakan diatas, maka taqwabukan saja hanya memiliki nilai implikatif kepada proses pendidikan,tetapi taqwa harus menjadi paradikma pendidikan,baik dalam dasar-dasar filosofisnya,proses,maupun tujuannya. Oleh karna itu ada beberapa prinsip taqwa yang berimplikasi kepada pendidikan diantaranya;

Pertama; Dasar taqwa adalah Alquran yang berfungsi sebagai pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Rosulullah bertugas untuk menyampaikan petunjuk-peyunjuk itu,dengan munyucikan dan mengajarkan manusi. Menurut Qurais shihab,menyucikan dapat diidentikkan dengan mendidik, sedangkan mengajar tidak lai kecuali mengisi benak ank didik dengan pengetahuan yang berkaitan dengan alam metafisika serta fisika. Tujuanyang ingi dicapai adalah pengabdian kepada Allah sejalan dengan tujuan pencitaan manusia yaitu beribadah.

Kedua; berkenan dengan hakikat dan tujuan pendidikan. Maka,pada dasarnya taqwa merupakan hakikat dari tujuan pendidikan iyu sendiri, membina manusia sehingga mampu menjalankan fungsinya dalam membangun peradaban manusia.

Ketiga; oleh karna itu nilai-nilai taqwabukan saja sejalan dengan hakekat dan tujuan pendidikan, tetapi sekaligus juga taqwa harus menjadi paradigma pendidikkan. Paradigma ini adalah menyangkut dasar filosofi, arah, proses, dan tujuan pendidikan.maka, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang berparadigma taqwa.

Keempat;sejalan dengan paradigma taqwa itu,maka tujuan ideal pendidikan islam adalah manusia sempurna (insan kami) yaitu manusia yang memiliki keunggulan jasmani, akal dan kalbu. Ketiga aspek potensi manusia ini tidak lain adalah manusia taqwa,yang secara serasi dan seimbang mesti dikembangkan melalui pendidikan.




BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Dari analisa sebuah ayat diatas dengan menjelaskan yang sangat mendetail dapat saya simpulkan bahwa sesungguhnya kita sebagai umat manusia sangat memerlukan pendidikan  dan mengajarkan demi mencapai hidup yang jauh lebih baik.untuk mencapai hal-hal tersebut  perlu kita bangkitkan rasa semangat dan dorongan untuk tetap senantiasa berusaha, maju dan istiqomah dalam menjalankan visi dan misi hidup kita. Tak lupa pula, senantiasa beriman  dan bertaqw hanya kepada AllahSWT. Agar hidup kita penuh ridho  dan berkah serta apa yang kita lakukan ber manfaat dan lebih kearah positif. Sebagai hamba Rasulullah SAW. Kita perlu mengikuti jejaknya serta melakukan apa yang diajrkan dan menjauhi apa yang dilarangnya,karna sesungguhnya akhlaq seseorang hanya tergantung pada apa yang dilakukannya. Jika kebaikanyang dia lakukan berarti baik pula akhlaknya,begitu pula sebaliknya jika kejahatan yang dia lakukan maka jahay pula akhlaknya.
Kesimpulal terakhir dari uraian diatas bahwa saya mengajak bahwa saya mengajak kepada saudaraku sekalian bahwa senantiasalah percaya diri dalam beriman dan bertaqwa  agar apa yang kita lakukan di dunia ini tidak sia-sia dan kepada orang yang senantiasa berlaku baik  telah Allah janjikan tempat yang  baik baginya di akhirat kelak.
DAFTAR PUSTAKA
Al-qur’an terjemah
http://thoiqus.blogspot.com/







share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by THOIQUS SAMIH, Published at 15.22 and have 1 komentar

1 komentar:

  1. acungpas banget nih buat sample, tugas sekolah numpuk males buat sendiri. makasih kawan :)

    BalasHapus