Sejarah Televisi di Indonesia
TVRI adalah
saluran televisi pertama di Indonesia, disiarkan sejak tahun 1962 di Jakarta.
Siaran pertama menunjukkan Upacara Peringatan, Hari Peringatan Kemerdekaan
ketujuh belas di Istana Negara di Jakarta.
TVRI
kemudian menyiarkan GAMES ASIA yang diselenggarakan di Jakarta dan di depan
Mall Aquatic Fantasy Telaga Golf.
TVRI
memiliki 2 Program Jakarta, 8 VHF saluran yang disiarkan sejak April 1989
dengan siaran tunggal berita Inggris, yang disebut Enam Tiga puluh Laporan
selama tiga puluh menit pada 18.30 WIB.
RCTI (Rajawali
Citra Televisi Indonesia) adalah saluran televisi swasta pertama di Indonesia).
RCTI disiarkan pada 13 November 1988 dan resmi dibuka pada 24 Agustus 1989 dan
hanya dapat ditangkap oleh pelanggan yang memiliki dekoder dan membayar biaya
bulanan. RCTI decoder dirilis pada tahun 1989.
Pemerintah
mengizinkan RCTI untuk menyiarkan secara nasional sejak tahun 1990. Sejak Maret
2004, RCTI dimiliki oleh Media Nusantara Citra.
TPI pertama
disiarkan pada tanggal 2 Januari 1991 untuk 2 jam dari 08.00-10.00 WIB. TPI
secara resmi dibuka oleh Presiden Soeharto pada 23 Januari 1991 di Studio 12
TVRI Senayan. Pada awalnya, TPI hanya disiarkan Program edukatif dan bekerja
sama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang disiarkan bahan pelajaran
untuk bahan pelajaran SMA.
TPI berbagi
saluran dengan TVRI. Secara bertahap TPI mengurangi misi edukatif dengan
menyiarkan program lain, termasuk kuis dan sinema elektronik.
ANTV dimiliki
oleh konglomerat Aburizal Bakrie dan dikelola oleh putranya, Anindya Bakrie
yang menjadi Presiden Direktur ANTV.
Para konglomerat
media dari Amerika Serikat, Rupert Murdoch membeli 20% saham ANTV pada tanggal
30 September 2005 melalui perusahaannya di Hong Kong, Star TV.
Pasar ANTV saat
ini adalah sekitar 5% dari 180 juta penonton.
SCTV, sebelumnya
adalah singkatan dari Surabaya Central Televisi yang disiarkan pertama kali
pada tanggal 24 Agustus 1990 di Surabaya dan mencapai wilayah Surabaya dan
sekitarnya.
Pada tahun 1993,
SCTV ditayangkan secara nasional. Secara bertahap, di 1993-1998 SCTV pindah itu
basis operasi siaran nasional dari Surabaya ke Jakarta.
Saat ini,
kepemilikan SCTV dimiliki oleh kelompok Elang Mahkota Teknologi melalui
PT.Surya Citra Media Tbk. Dengan Presiden Direktur Fofo Sariaatmadja.
Indosiar operated
from Daan Mogot since 1995. Indosiar was established and owned by Grup
Salim through PT. Indosiar Karya Media
Tbk. which was noted in Bursa Efek Jakarta.
MetroTV
officially broadcasted since 25 November 2000.
Formerly, the concept was a bit different with others since it
broadcasted for 24 hours and focused its programs on newscast. Today, MetroTV
include the entertainment elements in their programs.
Metro TV is
the first station in Indonesia that broadcast the news in mandarin and the only
TV station in Indonesia which does not broadcast electronic cinema. Metro TV is
also broadcast international program in english.
Trans TV atau
Televisi Transformasi Indonesia dimiliki oleh konglomerat Chairul Tanjung
dengan nya perusahaan Grup Para. Stasiun ini pertama disiarkan pada 10 November
2001.
Trans TV adalah
perusahaan sub PT. Trans Corpora dengan berkantor pusat di studio TransTV,
Jalan Kapten Pierre Tendean, Jakarta Selatan.
Trans TV
membangun stasiun relay di Bandung dan Jakarta.
Global TV adalah
stasiun televisi pertama swasta di Jakarta yang memperluas siarannya dengan
lain lima kota besar.
Global TV
menetapkan pada tahun 2002 dan dimiliki oleh Media Nusantara Citra. Pada
mulanya didirikan untuk relay Program MTV Asia yang disampaikan melalui ANTV.
Tapi kemudian Global TV menyiarkan program-program non-MTV dengan membagi 8 jam
untuk Global TV, 8 jam untuk MTV dan 8 jam untuk Nickleodeon.
TV One
Lativi secara resmi. tvOne telah menetapkan pada tahun 2002 oleh Abdul Latief
dengan program mengekspos konsep mistis, berita erotis, kejahatan, dan beberapa
hiburan lainnya.
Pada 14
Februari 2008, Lativi secara resmi mengganti nama menjadi tvOne dengan
komposisi: berita 70%, sisanya adalah kombinasi olahraga dan program hiburan.
Komposisi
kepemilikan saham terdiri dari PT. Visi Media Asia sebesar 49%, PT. Redal
Semesta 31%, Ltd Respon Bagus 10%, dan Promise jumlah Hasil 10%.
Ini
didirikan dengan izin dari Departemen Perdagangan dan Industri dengan nama TV7
yang merupakan pangsa kebanyakan dimiliki oleh kelompok Kompas Gramedia (KKG).
Pada 22 Maret 2000 keberadaan TV7 adalah mengumumkan dalam Berita Negara
sebagai PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh.
Pada 4
Agustus 2006, Para Group melalui PT. Trans Corpora resmi membeli 49% saham PT
Duta Visual Nusantara Tivi 7.
di 15
Desember 2006 adalah menyatakan sebagai Trans7 ulang tahun. Ini didirikan dengan izin dari Departemen
Perdagangan dan Industri dengan nama TV7 yang merupakan pangsa kebanyakan
dimiliki oleh kelompok Kompas Gramedia (KKG). Pada 22 Maret 2000 keberadaan TV7
adalah mengumumkan dalam Berita Negara sebagai PT Duta Visual Nusantara Tivi
Tujuh.
Pada 4
Agustus 2006, Para Group melalui PT. Trans Corpora resmi membeli 49% saham PT
Duta Visual Nusantara Tivi 7.
di 15
Desember 2006 adalah menyatakan sebagai Trans7 ulang
Posted by 22.18 and have
0
komentar
, Published at
Tidak ada komentar:
Posting Komentar