Makalah Hadist Pendidikan Islam Dan Tantangan Moderenisasi

Makalah Hadist Pendidikan Islam Dan Tantangan Moderenisasi


MAKALAH
HADITS PENDIDIKAN ISLAM DAN TANTANGAN MODERNISASI

DIAJUKAN  UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH “HADITS”
Dosen Pengampu;Hj.Hindun Anisa MA.














Disusun Oleh; M. Thoiqus Samih

Semester II
INSTITUT ISLAM NAHDLOTUL ULAMA’( INISNU )  JEPARA
TAHUN AJARAN 2012 /2013











BAB  I
PENDAHULUAN

Mempelajari pendidikan islam berarti memasuki arena pemikiran yang mendasar,sistematis,logis dan menyeluruh (universal) tentang pendidikan, yang tidak hanya dilatarbelakangi oleh ilmu pengetahuan Agama islam saja, melainkan menuntut kepada kita untuk mempelajari ilmu-ilmu lain yang releven. Dalam melakukan pemikiran pada hakikatnya adalah usaha menggerakkan semua potensi psikologis manusia seperti pikiran,kecerdasan, kemauan,perasaan, ingatanserta pengamatan panca indera tentang gejala kehidupan terutama manusia dan alam sekitarnya sebagai ciptaan tuhan. Keseluruhan proses pemikiran  tersebut didasari dengan teori-teori dari pelbagai disiplin ilmu dan  dengan pengalaman-pengalaman yang mendalam serta luas tentang masalah kehidupan  dan kenyataan dalam alam raya dan dalam dirinya sendiri.
Sebagai hasil buah pikiran bercorakkan khas islam,Pendidikan islam pada hakikatnya adalah konsep berfikir tentang  kependidikan yang bersumberkan atau berdasarkan agama islam tentang  hakikat kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya  dijiwai oleh ajaran islam,serta mengapa manusia harus dibina  menjadi hamba Allah yang berkepribadian demikian. Sarana dan upaya apa sajakah yang dapat mengantarkan  mencapai cita-cita demikian,dan sebagainya.









 BAB  II
PENDIDIKAN ISLAM DAN TANTANGAN MODERNISASI
Dalam proses pembudayaan umat manusia, adanya kelembagaan pendidikan dalam masyarakat merupakan conditisine qua non ( syarat mutlak ) dengan tugas dan tanggung jawabnya yang kultural edukatif terhadap anak didik dan masyarakatnya yang semakin berat. Tanggung jawab lembaga-lembaga pendidikan dalam segala jenisnya menurut pandangan islam adalah berkaitan dengan usaha mensukseskan missi dalam 3 macam tuntutan hidup seorang muslim yaitu:
1.      Pembebasan manusia dari ancaman api neraka sesuai dengan perintah Allah :
“ jagalah dirimu dari ancaman api neraka.”
(قوا أنفسكم وأهليكم نارا)

2.      Pembinaan umat manusia menjadi hamba Allah yang memiliki keselarasan dan keseimbangan hidup bahagia di dunia dan di akhirat sebagai realisasi cita-cita seseorang yang beriman dan bertaqwa yang senantiasa memanjatkan do’a sehari-hari:
Wahai Tuhanku, berilah aku kehidupan di dunia yang sejahtera dan kehidupan di akhirat yang bahagia dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka”

(ربنا اتنا فى الدنياحسنة وفى الاخرةحسنة وقنا عذاب النار)

3.      Membentuk diri pribadi manusia yang memancarkan sinar keimanan yang kaya dengan ilmu pengetahuan, yang satu sama lain saling mengembangkan hidupnya untuk menghambakan dirinya kepada khaliqnya. Kenyakinan dan keimanannya berfungsi sebagai penyuluh terhadap akal budi yang sekaligus mendasari ilmu pengetahuannya, bukan sebaliknya, keimanan dikendalikan oleh akal budinya.

(يرفع الله الذ ين امنو امنكم والذين اوتوا العلم درجات)

Di atas dasar pandangan inilah maka lembaga-lembaga pendidikan islam berpijak untuk mencapai cita yang ideal yaitu bahwa idealitas islam dijadikan elan-vitale-nya (Daya pokok) tugas dan tanggung jawab kultural edukatif daripadanya. Dengan demikian, maka jelaslah bahwa lembaga-lembaga pendidikan yang berkembang dalam masyarakat merupakan cermin daripada edealitas umat (islam) itu sendiri. Pada suatu tahap perkembangan masyarakat tertentu, lembaga-lembaga pendidikan islam menjadi dinamisator ( pembangkit ) semangat dan dinamika umat yang terpancar dari sumber idealitas ajaran islam yang di analisa dan dikembangkan oleh lembaga tersebut.
Dengan demikian, lembaga pendidikan harus mampu melakukan 2 fungsi bersamaan yang kelihatannya berlawanan satu sama lain, akan tetapi dapat mengumpul menjadi satu kekuatan ideal yang saling menggerakkan dan mengendalikan.
Di hadapan idea-idea modernisme, terutama yang di dasari dan didorong oleh pengaruh kemajuan teknologi modern, maka lembaga-lembaga pendidikan tidak terlepas dari tangtangan ( challange) yang harus diberi jawaban-jawaban. Dalam memberikan jawaban itu, lembaga pendidikan kita terikat oleh norma-norma dari nilai agama yang dibawakannya. Oleh karena itu selain berlaku selektif dan korektif terhadap ide-ide modernisme, juga ia melakukan penganalisaan yang tajam terhadapnya yang berakhir dengan pengambilan keputusan apakah ide pembaharuan/modernisme tersebut seirama dan senada dengan nilai-nilai dasar agamanya, sehingga dapat diterima untuk dikembangkan olehnya. Alternatif- Alternatif seperti memilih pendiri “ hidup atau mati” sering harus dihadapi dengan penuh mengandung risiko bagi “mundur atau majunya” agama yang didukungnya. Di sinilah nilai itu berperan mengarahkan.
Bentuk tantangan yang di hadapi oleh lembaga-lembaga pendidikan islam saat ini meliputi bidang-bidang :
1.      Politik, karena dalam kehidupan politik, terutama politik kenegaraan banyak barkaitan dengan masalah bagaimana negara itu membimbing, mengarahkan dan mengembangkan kehidupan bangsa dalam jangka panjang. Pengarahan tersebut didasarkan atas filsafah negara yang mengikat semua sektor perkembangan bangsa dalam proses pencapaian tujuan negara atau tujuan nasional itu. Dengan kata lain lembaga pendidikan yang ada di dalam wilayah suatu negara adalah merupakan sektor kehidupan budaya bangsa commited (terikat) dengan tujuan perjuangan nasional yang berlandaskan falsafah negaranya.oleh karena itu, maka suatu lembaga pendidikan yang tidak bersedia mengikuti politik negaranya, khususnya dalam bidang pendidikan, akan merasakan bahwa politik tersebut menjadi “ presure “ (tekanan) terhadap cita kelembagaan tersebut.
2.      Kebudayaan yaitu suatu hasil budi daya manusia baik bersifat material maupunmental sepiritual dari bangsa itu sendiri ataupun dari bangsa lain. Suatu bangsa yang mampu survive (mempertahankan diri dalam kehidupannya) di tengahtengah bangsa lain, adalah bangsa yang mampu mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan bangsa di dunia ini.suatu perkembangan kebudayaan dalam abad modern saat ini adalah tidak dapat terhindar dari pengaruh kebudayaan bangsa lain kondisi demikian menyababkan timbunya proses akulturasi  ( pertukaran atau saling berbaurnya antara kebudayaan yang satu dengan yang lainnya), di mana faktor nilai yang mendasari kebudayaannya sendiri sangat menentukan survive tersebut. Bila mana nilai-nlai bangsa itu mudah terperangkap atau tertelan oleh kebudayaan lain yang memasukinya, sehingga identitas kebudayaan bangsa itu sendiri akan lenyap.
3.      Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah suatu segi dari peradaban dan kebudayaan manusia, dimana perkembangannya yang lebih cepatmenjalah ke jantung masyarakat sesuatu bangsa, merupakan salah satu ciri khas dari zaman modern saat ini. Teknologi sebagai ilmu pengetahuan terapan(Technology is an applied science) adalah hasil kemajuan budaya manusia yang banyax bergantung kkepada manusia yang menggunakannya. Dengan kata lain teknologi dapat diartikan sebagai satu kekuatan kebudayaan yang bersifat netral dalam tugas dan fungsinya, Artinya bergantung pada manusianya dalam pengelola dan pemanfaatannya.
4.      Ekonomi adalah suatu aspek pengetahuan manusia yang memberitahukan tentang bagaimana seharusnya manusia itu memenuhi kebutuhan hidup jasmaninya. Ekonomi merupakan tulang punggung dari krhidupan bangsa yang dapat menentukan maju mundurnya,lemah-kuatnya, lambat-cepatnya suatu proses pembudayaan bangsa. Pengaruh kehidupan ekonomi banyak corak perkrmbangan sisitem kependidikan dalam masyarakat bangsa. Oleh karana itu kehidupan ekonomi suatu bangsa banyak mempengaruhi pertumbuhan lembaga pendidikan. Bahkan juga mempengaruhi sistem kependidikan apa yang diberlakukan serta kelembagaan bagaimana yang dapat menunjang ataupun mengembangkan sistem ekonomi yang diinginkan. Oleh karna itu timbullah suatu perencanaan kependidikan dilihat dari aspek kehidupan ekonomi yang di kenal dengan “ ekonomi pendidikan “. Sehingga pendidikan yang diselenggarakan dalam masyarat selalu di ukur sejauh mana dapat menunjang  kehidupan dan perkembangan dibidang ekonomi.
5.      Kemasyarakatan adalah merupakan suatu lapangan hidup manusia yang mengandung ide-ide yang sangat laten terhadap pengaruh kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.  Sebagai suatu sisitem kehidupan, kemasyarakatan adalah tidak setatis dan beku, melainkan kecenderungan ke perubahan-perubahan yang biasa kita kenal sebagai “perubahan sosial” (sosial cange)
Perubahan yang terjadi dalam sistem kehidupan sosial itu seringkali mengalami ketidak pastian tujuan, dan sering pula berarah tujuan yang jelas. Hal demikian banyak bergantung peda sektor krprmimpinan masyarakat yang ada didalamnya serta faktor tingkat kesadaran sosial yang ada. Bila mana perubahan itu dikehendaki oleh pemimpin-pemimpinnya, maka menjadi jelas arahnya, akan tetapi bila tidak dikehendaki yang berarti tidak berencana, maka perubahan tersebut cenderung ke arah oportunis yang tidak menguntungkan perkembangan masyarakat dimasa yang akan datang.
6.      Sistem nilai adalah suatu tumpuan norma-norma yang dipegangi oleh manusia sebagai makhluk individual dan sebagai makhluk sosial, baik itu berupa norma agama yang telah berkembang dalam masyarakat.
Sistem nilai juga dijadikan tolak ukur bagi tingkah laku manusia dalam sisitem masyarakat yang mengandung potensi mengendalikan, mengatur dan mengarahkan perkembangan masyarakat itu sendiri. Bahkan juga mengandung potensi rohani yang melestarikan eksisitensi masyarakat itu. Namun demikian, sisitem nilai tersebut bukannya tidak dapat mengalami perubahan- perubahan, terutama diakibatkan oleh faktor berpikir manusia itub sendiri maupun oleh sisitem nilai traditional yang ada. Apakah hal ini disebabkan oleh karena naluri manusia yang cenderung menyukai hal-hal baru ataukah hanya semacam “ kekuatan yang mendesak “ (pressure power) dari luar. Hal inilah menjadi titik sentral problem yang melahirkan tantangan terhadap lembaga pendidikan, yang salah satu fungsinya adalah mengawetkan sistem nilai yang telah berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu lembaga pendidikan perlu memberikan jawaban-jawabannya yang tepat, sehingga kecenderungan dan sikat berfikir masyarakat terombang-ambing tanpa arah yang jelas.


Barang tentu memegangi petunjuk- petunjuk agama yang antara lain:
ان الله لايغيرمابقوم حتى يغيروامايانفسهم(الرعى:اا)
Artinya : “sesungguhnya Allah tidak akan mengubah hal-hal yang ada di dalam umat itu sendiri sehingga mereka melakukan perubahan atas dirinya sendiri” (Ar-Ra’du : 11)
Dan juga petunjuk Allah yang menyatakan :
ولاتقف ما ليس لك به علم ان السمع والبصروالفؤاد كل اولئك كان عنه مسؤلا.
artinya : “janganlah kamu mengikuti hal-hal yang kamu tidak mengetahuinya, sesungguhnya pendengaran, pengelihatan dan akal budi, masing-masingnya akan dimintai pertanggung jawaban dihadapan tuhan.”
Kedua landasan ideal fumdamental di atas cukup mengingatkan kepada kita bahwa manusia adalah anggota masyarakat janganlah statia atau jumud dalam hidupnya.melainkan hendaknya dinamis dan kontruktif dalam melakukan perubahan perubahan.tingkah laku dan usaha  perubahan yang dilakukan itu hendaknya jangan latah mengikuti ide orang lain yang tidak diketahui arah dan tujuannya.
Semua usaha perubahan yang dilakukan itu harus dipertanggung jawabkan dihadapan tuhan,apakah bermanfaat bagi manusia,masyarakat dan Agama,itulah sebabnya semua usaha untuk menciptakan perubahan itu perlu dilandasi nilai-nilai yang tetap dan yang kontruktif-yaitu nilai agama.
Dalil-dalil lainnya  yang bersifat mendorong untuk kemajuan hidup bermasyarakat masih banyak yang perlu digali dengan ijtihat yang sempurna.






PENUTUP
KESIMPULAN
Demikianlah tentang lembaga pendidikan harus mampu melakukan 2 fungsi bersamaan yang kelihatannya berlawanan satu sama lain. Akan tetapi dapat mengumpul  menjadi kekuatan satu ideal yang saling menggerakkan dan mengendalikan.
Di hadapan idea-idea modernisme,terutama yang didasari  dan didorong oleh pengaruh kemajuan tehnologi modern.maka lembaga-lembaga pendidikan tidak terlepas dari tantangan(challange) yang harus diberi jawaban-jawaban.dalam memberikan jawaban itu,lembaga pendidikan kita terikat oleh norma-norma dari nilai agama yang dibawakannya.

DAFTAR PUSTAKA
1.      Al-Quran dan terjemahannya.
2.      http://thoiqus.blogspot.com/






share this article to: Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
Posted by THOIQUS SAMIH, Published at 22.59 and have 1 komentar

1 komentar: